Minggu, 11 Maret 2012

Dampak Negatif Sinetron Bagi Anak-anak

nico-share.blogspot.comDampak Negatif Sinetron Bagi Anak-anak -  Sinema Elektronik atau yang lebih dikenal dengan akronim SINETRON adalah sebuah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun telivisi. Setidaknya begitu yang saya tahu. Bagaimana menurut anda? Silahkan kasih pengertian menurut versi kalian sendiri ya.
Sinetron merupakan suguhan rutin layar telivisi kita yang semuanya memberikan suguhan konflik yang terkadang sudah tidak masuk akal manusia lagi, hingga membuat yang menonton menjadi geram. Namun, kegeraman penonton bukan berarti akan membuat penonton menjauh atau tidak lagi menonton sinetron, bahkan sebaliknya, yang menonton seakan-akan kecanduan dan seperti orang yang sudah mengkonsumsi obat terlarang mereka tidak sabar untuk menunggu episode selanjutnya.
Miris hati ketika diantara penikmat sinetron turut bergabung anak-anak kecil yang notabenenya masih belum cukup umur dan otak untuk membdakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Dari kejadian itu saya terinspirasi untuk membuat artikel ini dan berharap para orang tua akan membaca dan mulai memberi arahan kepada anaknya untuk mengurangi atau bahkan melarang atau minimal membibing untuk mengajarkan anaknya yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.
Berikut yang harus menjadi pertimbangan orang tua  tentang mengapa  anak-anak tidak dibenarkan menonton sineron:
1.      Dari segi tema
Tema sinetron kebanyakan merupakan tema orang dewasa ke atas, sangat sedikit sinetron yang bertemakan anak-anak.
2.      Konflik
Konfliknya juga terkadang merupakan hal tidak bisa diterima nalar anak-anak yang semua tahu bahwa naluri anak-anak selalu ingin mengetahui dan mencoba hal-hal baru.
3.      Isi dan ending
Bobot antar ending yang jahat selalu kalah itu Cuma 15% dari keseluruhan adegan. Dari situ saya berfikir bahwa bukan tidak mungkin dengan banyak adegan yang terkesan tidak pantas ditiru itu akan dicontoh oleh anak-anak. Karena mungkin saja karena endingnya ada di akhir sang anak sudah tidak lagi menonton dan kehilangan sari dan Cuma termakan ampas. Hasilnya ya, ampas.hehe
Dari uraian singkat ini, saya berharap sekali lagi orang tua, atau calon orang tua benar-benar meilih tayangan yang baik untuk ditonton oleh anaknya dan berusaha selalu membimbing anak ketika menonton.
Hal memikirkan kenapa artikel ini ditulis oleh saya yang belum punya anak dan menikah, namun, fikirkanlah bagaimana kebenaran apa yang dipaparkan dalam artikel ini. Terakhir, terima kasih sudah berkunjung dan membaca artikel saya.dan juga saya tidak menutup diri dari segala kesalahan yang mungkin saya lakukan dalam menulis artikel ini, maka saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

free counters

 
Tokek Kampus
Tokek Kampus