Jengkol merupakan makanan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Meski menimbulkan bau yang tidak sedap, bahan pangan ini sering menjadi favorit banyak orang. Bila Anda salah satunya, minumlah soda setelah makan jengkol agar tak kena batu ginjal.
"Jengkol mengandung asam jengkolat atau jengkolic acid, ini satu-satunya nama ilmiah yang pakai bahasa Indonesia," jelas Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dari bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dalam acara Konferensi Pers 'Hari Ginjal Sedunia: Sayangi Ginjal Anda, Minumlah Air Putih yang Cukup!' di Hotel Akmani, Jakarta, Rabu (7/3/2012).
Asam jengkolat bersifat sama dengan uric acid (asam urat), yang dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kristal-kristal dalam urine. Asam jengkolat (jengkolic acid) adalah sejenis asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Endapan asam jengkolat membentuk kristal berujung runcing yang bisa melukai pembuluh darah di ginjal dan saluran kencing.
Inilah sebabnya mengapa orang yang sering makan jengkol akan jarang buang air kecil. Bila dibiarkan terus-menerus bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
"Kencingnya tidak bisa keluar karena mengalami retensi urine, atau sering juga disebut kejengkolan," lanjut Dr Parlin.
Untuk mengatasinya, asam jengkolat bisa larut dengan menggunakan bikarbonat yang bersifat basa.
"Jadi kalau habis makan jengkol minum air putih yang banyak atau minum soda agar tidak terjadi retensi urine," tutup Dr Parlin.
Orang yang kejengkolan atau keracunan jengkol bisa mengalami gejala berikut, seperti dilansir Healingrosacea:
1. Merasakan nyeri perut
2. Mual-muntah
3. Susah buang air kecil atau disebut juga 'anyang-anyangan'.
4. Pada tingkatan yang lebih parah, volume air kencing yang dikeluarkan berkurang dan kadang-kadang disertai bercak darah.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar